Calya Chesta Menyajikan Informasi Terbaik

Tab Menu Calya Chesta

Senin, 15 Desember 2014

Berlibur Bersama Teman-Teman Ke Yogyakarta

Hari Sabtu 13 Desember 2014 sekolahan kami mengadakan Study Tour. Waktu tanggal 12 Desember 2014 aku ulang tahun.

Hari sabtu pun tiba aku mengajak simbahku untuk ikut. Kami bangun jam 04.00 dan bersiap-siap. Tapi simbahku berkata “tidak usah membawa makanan ringan karena simbah sudah menyiapkan, hanya membawa pakaian”. Aku berkata “ iya”.

Hari semakin pagi kami pergi ke sekolahan jam 04.55. Sampai di sekolahan ternyata sudah mengumpul di sekolah. Jam 06.30 kami berangkat. Kami duduk di bus 2 nomer B 8. Aku di sepanjang perjalanan aku menengok kanan dan kiri.

Setelah lama menunggu kami sampai di Yogyakarta. Tujuan pertama kami yaitu di Musium Diggantara. Di perjalanan aku mendapat hadiah buku karena menjawab pertanyaan, pertanyaan itu mudah karena aku sudah mempelajari di rumah sebelum berangkat.

Akhirnya kami sampai di Musium Diggantara. Di dalam musium kami melihat pakaian perang dan pesawat tempur yang sudah lama. Setelah puas melihat pakaian perang dan pesawat tempur yang sudah lama di pakai, kami segera keluar dan masuk kedalam bus masing-masing.
Kami semua pergi ke Kids Fun, agar kami terhibur. Di dalam bus aku kembali melihat kanan dan kiri. Ternyata jarak antara Musium Diggantara dengan Kids Fun dekat. Setelah sampai di Kids Fun kami bermain dengan asyik, sampai akhirnya hujan turun. Sebelum hujan turun salah satu dari biro bus mengatakan “jangan sampai salah satu kartu hilang, karena diantara kartu ini ada tiket makan gratis.
Kami semua akhirnya lelah juga kami semua makan sambil menonton badut. Waktu sedang asyik makan ada salah satu orang yang mendapat hadiah. Setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan menuju pantai parang tritis

Sampai di pantai parang tritis aku segera mengganti pakaian pendekku, agar tidak basah. Kami di pantai bermain pasir. Kami disana foto bersama guru saya. Akhirnya aku mandi setelah mandi aku menunggu di bus.

Hari semakin sore kami semua makan malam, beserta sholat mghrib. Setelah makan kami melanjutkan perjalanan ke Malio Boro.
Sampau di Malio Boro aku membeli topi dan pakaian. Topi itu harganya 35.000, tapi jadi 20.000. pakaian pun sama berharga 20.000, dulunya 45.000. Setelah lama aku segera ke bus.

Kami lalu berjalan pulang ke Wonosobo. Aku turun di perempatan Wonosobo

Kamis, 11 Desember 2014

Asal Mula Huruf Jawa

Pada suatu hari ada seorang petapa dari hindustan. Petapa itu masih muda bernama Aji Saka, ia pun memiliki abdi yang setia bernama Dora dan Sembada. Mereka datang ke Tanah Jawa bermaksud untuk menyebarkan ilmu pengetahuan.

Suatu hari Aji Saka ingin pergi ke Medang. Mereka pun berangkat, sampai di perjalanan mereka singgah ke pegunungan kendeng. Aji Saka berkata dengan Sembada “Sembada aku menitipkan kerisku kepadamu, jangan engkau berikan keris itu kepada orang lain, kalau aku ingin mengambilnya aku pasti dantang sendiri, dan jangan pergi sebelum aku datang mengambil keris”. Aji Saka pun berangkat bersama Dora. Sampai di Medang mereka bertemu dengan Mbok Rondo, ia berkata dengan Mbok Rondo“apakah disini negara medang?” Mbok Rondo pun menjawab “betul, siapa nama tuan?, dan mengapa datang kesini?”. “nama saya Aji Saka, saya datang kesini bermaksud untuk melhat-lihat keluhuran dari negeri medang dan mengabdi kepada Sang Raja Medang” begitu kata Aji Saka. Mbok Rondo menjawab “jangan engkau mengabdi kepada Sang Raja, karena Sang Raja suka memakan daging manusia. Tuan melihatnya bukan? penduduk di negeri medang kosong, karna takut dimakan Raja, mereka semua mengungsi ke tempat yang aman. Setiap hari Raja makan daging manusia, Patih Raja mencarikannya daging. Untuk sememntara tuan tinggal di tempat saya”. Aji Saka pun berkata “ mengapa engkau tidak dimakan Sang Raja”. “karena usia saya sudah tua, daging saya alot” begitu kata Mbok Rondo.

Waktu itu Aji Saka melihat warga berlarian menghindar dari sang patih. Aji Saka pun menyuruh untuk tinggal di Mbok Rondo.
Ke esokan harinya Aji Saka ingin mengabdi kepada Sang Raja, tetapi dihentikan oleh Mbok Rondo. Aji Saka pun menjawab “ engkau tidak usah mengkawatirkan keselamatanku, tolong antarlah aku kepada Sang Patih”. Sampai di tempat Patih Aji Saka menyampaikan maksudnya datang ketempatnya. Untuk mengabdi kepada Sang Raja. Sang patih pun tak tega memberikan Ajisaka kepada Sang raja karena ia lembut dan tampan. Sang Patih pun menjawab baiklah tapi kau tahu kan resikonya. Saya tau, tetapi saya ingin sebuah syarat kalu aku berhasil kau harus memberikan iakat kepalamu untuk aku letak kan ke tanah. Baiklah, lalu sang Patih mengan tarkan nya ke istana. Waktu Sang Raja sedang makan Aji Saka berubah menjadi anak wanita yang cantik. Sang Raja pun memandangnya untuk di makannya. Setelah raja mendekat Ali Saka memegang bibir atas dan bibir bawah dan ditarik hingga meninggal. Setelah itu Aji saka mengatakan kepada Sang patih kalau Sang Raja sudah meninggal. Patih pun merasa senang, Aji Saka menagih janjinya. Sang Patih pun memberikanya. Lalu Aji Saka menjadi raja. Rakyat pun menjalankan tugas nya seperti biasa. Dan Negara Medang pun menjadi ramai.

Aji Saka teringat kepada kerisnya. Aji Saka memanggil Dora untuk mengambilnya di pegunungan kendeng. Sesampai Dora di pegunungan kendeng Dora berdialog dangan Sembada. Sesudah selesai berdialog Dora menyampaikan maksudnya untuk datangkemari, untuk mengambil keris. Sembada pun berkata “tuan Aji Saka menitipkan kerisnya kepadaku. Ia berkata, jangan engkau berikan keris itu kepada orang lain, kalau aku ingin mengambilnya aku pasti dantang sendiri, dan jangan pergi sebelum aku datang mengambil keris” . tetapi aku mempunyai buktinya. Aku tidak peduli apa pun buktinya. Dora berkata “ kalau begitu aku akan menggunakan kekerasan”. “ aku pun tidak menyalah kan mu karena aku diperintah kan, kalau aku mengabaikan perintah tuanku aku sama saja mengkhianati tuanku. Akhirnya merka bertarung adu kesaktian. Karena sama-sama kuat mereka pun meninggal.

Setelah lama abdinya kembali Aji Saka pun menuju ke pegunungan kendeng. Sampai di sana Aji saka terkejut karena kedua abdnya yang setia mati. Ia lau ingat pesan yang disampaikan kepada Sembada. Akhirnya Aji Saka membuat aksara jawa ada 20 yang bebrbunyi

Ha na ca ra ka=artinya ada utusan
Da ta sa wa la=artinya pada bertengkat
Pa da ja ya nya=artinya pada kuate
Ma ga ba tha nga=artinya mati bersama

Minggu, 23 November 2014

ASAL MULA UPACARA KASADA

Di gunung Bromo ada sebuah kelurga. Keluarga itu damai, tentram, dan tidak pernah bertengkar, suasana alam pun membuat mereka senang. Keluarga itu bernama Nyai Anteng dan Ki Seger. Waktu terus berjalan keluarga itu semakin tua, tetapi mereka masih tidak bertengkar.

Semakin tua mereka pun sadar walaupun kita tidak pernah bertengkar tetapi kami kesepian karena tidak mempunyai anak. Keinginan itu semakin kuat. Akhirnya mereka bersemedi di kaki gunung Bromo. Setiap hari mereka bersemedi, akhirnya di jawab oleh dewa brahma ia mengatakan “Wahai Nyai Anteng dan Ki Seger jika kalian ingin mempunyai anak, aku akan memberikan 25 anak asal kamu harus menjeburkan anak pertamamu ke kawah gunung Bromo”. “baiklah” begitu kata Nyai Anteng dan Ki Seger.

Hari terus berjalan mereka pun akhirnya mempunyai 25 anak. Anak pertama nya bernama Kusuma. Waktu terus berjalan anak mereka sudah besar. Tetapi mereka ingat janjinya. Mereka tidak tega menjeburkan anaknya ke kawah gunung bromo karena anak sulungnya tampan. Gunung Bromo memberi tanda-tanda dengan gemuruhnya gunung Bromo. Mereka akhirnya tidur. Nyai Anteng bermimpi “kalau kau tidak segera menjeburkan anak sulung mu ke Kawah gunung Bromo maka 25 anakmu ku ambil paksa. Ia bangun dari mimpinya. Anak pertama nya sudah dewasa dia menanyakan kepada ibunya “ kenapa ibu sedih”. Ibu akan menceritakan “ waktu kamu belum ada ibu bersemedi untuk mendapatkan putra, dewa brahma pun mengabulkannya dengan syarat anak sulungnya harus dijeburkan kawah gunung Bromo. Ibu bermimpi kalau anak sulungmu tidak segera di jeburkan 25 anakmu akan ku ambil paksa”. Kusuma pun terdiam dia hanya menjawab “baiklah demi ibu, ayah, dan adik-adik.

Ke esokan harinya kusuma pergi ke kawah gunung Bromo. Kusuma akan dijeburkan oleh ibunya disaksikan masyarakat. Gunung Bromo tidak gemuruh lagi. Nyai Anteng dan Ki Seger hidup bahagia dengan 24 anak nya tersebut
Masyarakat setuju membuat upatcara kasada untuk mendoakan roh kusumo. Petani pun ikut mengikuti upatcara kasada dengak menyerahkan hasil taninya dan kepala kerbau.

Senin, 10 November 2014

Perjalanan Pembuatan Photo Prewedding

Saya dan keluarga saya bersiap-siap berphoto. Sebelum berangkat kami menentukan tema. Tema itu adalah tema rumah kuno, pemandangan alam, dan dengan desain bangunan tradisional khas Jawa disertai vespa. Paman saya menyiapkan mobil terlebih dahulu. Sesampai di rumah kami sudah siap dan langsung berangkat.

Perjalanan dimulai dari JL. Banyumas, Selomerto, Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia, sampai di perempatan saya belok kiri. Lurus sampai desa Plobangan, Selomerto, Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia. Photo pertama dirumah seseorang warga yang kuno.

Kami melanjutkan perjalanan. Sampai di pasar jenggot, Selomerto, Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia ada pertigaan kami mengambil jalur lurus karena kami ingin ke desa Plobangan, Selomerto, Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia. Sampai di desa plobangan kami menemukan bangunan tradisional khas jawa, nah disinilah kami berphoto. Disana kami melihat vespa yang tua. Kamipun lngsung berphoto dengan vespa itu dan vespa paman saya.

Perjalanan ke tiga di sungai besrta makan-makan. Mengapa kami memilih sungai untuk berphoto? Karena disana banyak batu yang indah dan tebing yang terbuat dari batu, alami. Di sungai itu banyak ikan dan air yang jernih.

Perjalanan ke empat di Waduk Wadas Lintang kecamatan Wadas Lintang, Selomerto, Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia. Di pertigaan Kaliwiro, Selomerto, Wonosobo, Jawa Tengah Indonesia. Kami mengambil jalur kiri. Ditengah perjalanan rute banyak tikungan dan berbelok-belok. Setelah melewai perjalanan yang jauh akhirnya sampai di Waduk Wadas Lintang. Disana kami berphoto diatas kapal.

Ini adalah photo yang ter akhir di lapangan, tapi masi di area kecamatan Wadas Lintang. Di lapangan banyak rumput yang hijau dan banyak tumbuhan putrid malu.

Kebetulan rumah simbah saya di sana. Kami beristiraha beberapa saat. Hari pun semaki sore kami segera pulang tetapi simbah saya menyuruh makan sebentar. Sesudah makan kami pulang.
Hari semakin sore keluargaku sudah menaiki mbil. Semua sudah siap berangkat. Kami pulang melewati jalan tadi yang berbelok-belok. Sampai di pertigaan Kaliwiro kami memilih jalan lurus. Saya bingung kenapa mengambil jalan luru. Seharunya kita belok kanan. Saya pun bertanya? Kenapa mengambil jalan kesini bukannya belok kanan. Katanya melewati jalan ini lebih cepat tadi kami melewati jalan itu untuk berphoto dirumah kuno dan dengan desain bangunan tradisisional khas Jawa. Jalan yang lurus tidak ada perumahan. Jalanya gelap karena samping kanan adalah jurang samping kiri adalah tebing. Perumahan di mulai pada desa candi, Sawangan, kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Negara Indonesia. Disana mulai terang karena banyak mobil dan motor. Kami hanya mengambil jalan lurus. Sampai di perempatan kami jalan lurus. Akhirnya kami pun sampai ke rumah.

Rabu, 08 Oktober 2014

Mata Terjepit Di Resliting Jaket

Pengalaman unik yang satu ini bisa semua orang tidak akan mengalami. Pengalaman unik ini lucu karena mata terjepit di resleting.

Ayahku sedang mengeluarkan mobil, ibuku bersiap-siap pergi, dan aku memakai jaket. Kami berencana pergi ke Srandil, sebuah desa terpencil di Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kami berhenti di rumah nenek, karena belum makan dan ingin makan di rumah nenek. Setelah masuk ke dalam rumah nenek, jaket ku lepas, karena cuaca malam itu terasa cukup panas. Waktu mau makan, aku kembali memakai jaket. Tak di sengaja resliting jaket menjepit kelopak mata, ayahku segera mencari minyak agar dapat dilepas. Ternyata juga susah dilepas. Keluargaku mengkhawatirkan aku karena takut resliting itu bisa dilepas atau tidak. Karena semua bingung akhirnya aku dibawa ke rumah Pak Cip, seorang mantri kesehatan yang kebetulan tetangga saya.

Disana ia juga bingun bagaimana cara melepas resliting yang menjepit kelopak mata saya. Sampai kurang lebih selama lima belas menit Pak Cip belum menemukan solusi bagaimana cara melepaskannya, karena kalau resliting ini langsung ditarik akan beresiko tidak pada mata. Akhirnya ia memberi pilihan ingin menggunakan obat mati rasa (bius lokal) atau langsung ditarik dengan resiko sakit sebentar.

Saya memilih tanpa obat bius meskipun akan terasa sakit walau hanya sebentar, karena kami harus segera pergi ke Srandil. Lalu ia menarik langsung reslitingku sehingga terasa sakit. Lalu aku pulang ke rumah nenek dan melanjutkan makan. Sesudah selesai makan kami berangkat menuju Srandil. Sampai di sana aku bercerita pengalaman tadi kepada keluarga di Srandil, mereka semua akhirnya tertawa

Senin, 06 Oktober 2014

Setan Penghuni Dapur

Keluaraga Pak Setyo sedang menikmati cerahnya matahari di siang itu. Keluarga Pak Setyo sangat damai tidak ada yang saling bertengkar. Keluarga itu selalu melakukan aktivitas di siang hari, seperti ayah berkerja, ibu memasak untuk makan siang, dan anak-anak bermain. Ketika hari sudah malam mereka tetap melakukan aktivitas rutin di malam hari, seperti ayah menonton TV, ibu memasak, dan anak-anak belajar. Sesudah makan malam mereka merencanakan pergi ke suatu tempat untuk bertamasya. Malam semakin larut kemudian keluarga Pak Setyo tidur.

Waktu pagi, Andi berangkat sekolah diantarkan ayahnya. Setelah pulang sekolah mereka bermusyawarah untuk rencana rekreasi. Akhirnya di putuskan berangkat pada waktu libur sekolah. Suatu ketika, liburan sekaolah pun telah tiba, mereka bersiap-siap untuk pergi, kemudian mereka berangkat bertamasya menggunakan bus.

Setelah mereka pulang, dirumah terasa seram dan udara pun begitu panas, lingkungan disekitar juga kotor. Mereka bersiap-siap untuk membersihkan rumah. Ayah membersihkan jaring laba-laba di langit-langit rumah, ibu menyapu, dan anak-anak membersihkan jendela. Hari pun menjelang malam, ibu memasak untuk makan malam. Pada saat memasak, ibu kehilangan garam lalu ibu mencarinya, tetapi tiba-tiba ada yang memberikan garam padanya, ibu pun mengambilnya, lalu ia sadar siapa yang telah memberikan garam kepadanya. Ibu memasak sambil ketakutan lalu lama sekali memasaknya hingga larut malam, ayah pun menunggu-nunggu. Akhirnya ibu yang sedang memasak dibunuh oleh setan penghuni dapur. Ayah dan andi pun melihat ke dapur ternyata ibu telah dibunuh dan dikubur. Sejak itu mereka ketakutan akhirnya mereka pergi dari rumah dan rumah itu pun dijual sebesar 5 juta.

Lalu ada pembeli dia langsung membeli rumah itu. Keluarganya pun beraktivitas dirumah itu. Tidak lama kemudian mereka merasa dihantui tapi ayahnya tidak percaya kalo ada hantu di dapur. Lalu ayah yang memasak di melihat sosok wanita berambut panjang menggunakan baju putih berdarah ayah lalu lari ke tempat ibu dan anaknya. Ia menceritakan semuanya kepada ibu. Pada pagi hari keluarga pak darman langsung kerumah dukun dia meminta tolong agar mengusir hantu itu didapur. Lalu dukun pun melakukanya. Setan pun sekarang telah pergi dan tak lagi kembali. Keluarga pakdarma pun damai dan tidak lagi diganggu setan penjaga dapur.

Cerita yang tadi anda baca adalah hayalan belaka saja ini adalah cerita mengarang atau imajinasi. Agar bisa membuat cerita kita harus berfikir. Hal yang positif diambil sedangkan hal yang negatif jangan diambil itu terutama bagi saya. Tunggu cerita berikutnya akan datang. Bacalah cerita setan kami berikutnya.